Sambil baca, sambil dengerin lagunya enak kali...
Beberapa lagu dari album Kamar Gelap memang sudah beberapa kali ditampilkan dalam pertunjukkan live Efek Rumah Kaca, namun versi rekaman yang kali ini dibawah bendera Aksara Records tentu saja menghadirkan rasa penasaran tersendiri.
Nuansa gelap, dingin dan cenderung depresif masih bisa ditemukan pada album Kamar Gelap, seperti sebelumnya kita dapatkan di album perdana ERK. Tubuhmu Membiru… Tragis, Lagu Kesepian dan Kamar Gelap menjadi representasi nuansa tersebut. Menariknya, ERK berani tampil lebih ramai, berisi dan distortif pada album ini, sehingga menjadikan rock sebagai salah satu unsur pada album ini. Coba dengar Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Mosi Tidak Percaya dan Banyak Asap Disana. Track-track lain tampil dengan musik yang lebih ringan, bertempo sedang, dan catchy.
Single pertama dari album ini, Kenakalan Remaja di Era Informatika, langsung menjadi track unggulan bagi saya. ERK berhasil mengemas sajian musik yang nakal, menggelitik dengan isian lirik yang lugas dan langsung pada target: remaja pelaku rekaman video porno via ponsel. Tubuhmu Membiru… Tragis, yang pada awalnya saya pikir adalah tentang melompat bunuh diri dari tempat yang tinggi (padahal ternyata tentang pecandu narkoba) berhasil menghadirkan musik yang sederhana namun menancap kuat di memori, dan lirik yang interpretatif. Riff gitar Mosi Tidak Percaya membuat saya teringat akan Nirvana dan gerakan grunge disekitar mereka, sederhana nan menghantam. Dengan isian lirik dan nyanyian yang emosional, kontekstual dengan akan diadakannya pemilu pada 2009, berteriaklah ketika menyanyikan verse lagu ini: “Ini masalah kuasa / Alibimu berharga / Kalau kami tak percaya / Lantas kau mau apa? / Kamu tak berubah / Selalu mencari celah / Lalu semakin parah / Tak ada jalan tengah / Jelas kalau kami marah / Kamu dipercaya susah / Pantas kalau kami resah / Sebab argumenmu payah”. This is rebel! Then, “oi..oi..oi” and hand clap in the end, made this song a punk one!
Sayang secara keseluruhan album, ERK gagal menampilkan sebuah konsep tertentu. Rangkaian lagu-demi lagu seakan berasal dari playlist random saja, tidak dalam satu koridor musik maupun tema yang segaris. Beberapa lagu juga terdengar ‘biasa saja’ walaupun dengan tema dan maksud yang oke. Seperti Hujan Jangan Marah, Jangan Bakar Buku, Kamar Gelap dan Lagu Kesepian. Jangan Bakar Buku terasa terlalu sakral, Hujan Jangan Marah sebuah doa yang berlagu, tidak setiap saat kita bisa menikmati lagu seperti ini, Kamar Gelap murni menceritakan proses fotografi namun kenapa harus dengan balutan musik yang lamban? Dan terdengar seolah proses fotografi begitu kultusnya. Lagu Kesepian, sukses mencitrakan suasana kesepian, namun lagi-lagi kurang enjoyable. Lagu-lagu ERK yang lebih powerful malah lebih menarik disimak, seperti Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa dan Banyak Asap Disana. Laki-Laki Pemalu bisa menjadi lagu yang istimewa dengan ketukan jazzy ringan-nya. Mungkin ekspektasi untuk album kedua setelah suksesnya album pertama memang selalu menjadi lebih tinggi, sedangkan ERK tentu memiliki direksi musikal mereka sendiri. Bagaimanapun juga, masih, salut untuk ERK!
Dikutip dari www.mellonzine.com
Ni lirik dari salah satu lagunya.....
Coba perhatikan baik².... !!
Kenakalan Remaja di Era Informatika
Senang mengabadikan tubuh
yang tak berhalang padahal hanya iseng belaka
Ketika birahi yang juara
etika menguap entah kemana
Oh!.. Nafsu menderu-deru, bikin malu..
Tegak dan memamerkan badan dan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
Ketika birahi yang juara
etika menguap entah ke mana
Oh!.. Nafsu menderu-deru, bikin malu..
Oh!.. Nafsu menderu-deru, susah maju…
Apakah kita tersesat arah?
Mengapa kita tak bisa dewasa?
Dewasa…
Senang mengabadikan tubuh
yang tak berhalang padahal hanya iseng belaka
Ketika birahi yang juara
etika menguap entah kemana
Oh!.. Nafsu menderu-deru, bikin malu..
Tegak dan memamerkan badan dan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
Ketika birahi yang juara
etika menguap entah ke mana
Oh!.. Nafsu menderu-deru, bikin malu..
Oh!.. Nafsu menderu-deru, susah maju…
Apakah kita tersesat arah?
Mengapa kita tak bisa dewasa?
Dewasa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar